Monday, July 18, 2011

Kerinduan yang Sudah dan Belum Terobati

Review MotoGP 2011 Seri Ke-9, Sachsenring – Jerman
Grand Prix Sachsenring sepertinya benar-benar mampu mengobati kerinduan para penggemar MotoGP akan hadirnya balapan super ketat yang berlangsung sejak start hingga finish. Lebih khusus, GP Jerman juga mengobati kerinduan fans Dani Pedrosa untuk melihat sang idola kembali bersaing merebut kemenangan.

Sachsenring Stoner Lorenzo Pedrosa Dovizioso Simoncelli Kerinduan yang Sudah dan Belum Terobati

Sebelum berangkat ke Jerman, Pedrosa sudah menyampaikan rasa optimisnya menghadapi balapan di Sachsenring. Layout circuit yang dominan tikungan ke kiri diyakini bisa membantu penampilannya yang masih belum sepenuhnya punya kekuatan di bagian bahu kanan.

Tentu bukan cuma faktor itu yang kemudian membuatnya meraih kemenangan. Dani cukup menguasai circuit ini. Di kelas primer ia sebelumnya sudah dua kali menjadi juara (2007 & 2010). Selain itu, secara mental beban Pedrosa jelas sudah tidak terlalu berat.

Dengan cedera yang dialami hingga membuatnya absen selama tiga seri berturut-turut (4 seri 0 poin), tekanan sebagai rider Honda yang paling wajib meraih gelar juara dunia MotoGP 2011 dengan sendirinya berkurang. Dani memang belum bisa dikatakan tersingkir dari persaingan title juara, tetapi jikapun ia gagal, semua orang tentu akan memakluminya.

Diakui atau tidak, kerasnya faktor tekanan mental bisa dilihat dari performa Casey Stoner dan Jorge Lorenzo.

Ketika Lorenzo tengah memimpin kelasemen sementara, terlihat jelas ia berusaha untuk tidak melakukan kesalahan. Akibatnya X-Fuera malah terkesan tak berdaya menghadapi keperkasaan Stoner.

Hingga akhirnya Lorenzo mengalami kecelakaan dan gagal finish (DNF) saat MotoGP Silverstone. Keadaan kemudian berbalik. Stoner yang memimpin kelasemen dan Lorenzo yang harus mengejarnya. Tak ada pilihan lain selain harus memenangkan balapan sebanyak mungkin atau minimal finish di depan Casey.

Bukan sebuah kebetulan jika setelah Silverstone, justru Stoner yang terlihat kesulitan meraih kemenangan. Dalam dua seri berturut-turut -Mugello dan Sachsenring- ia bahkan selalu berhasil ditaklukkan oleh Lorenzo. Bukan mustahil pula hal itu terjadi di Assen seandainya Marco Simoncelli tidak melibatkannya dalam kecelakaan di lap pertama.



Tentu tekanan mental bukan satu-satunya faktor. Hal-hal teknis seperti masalah ban dan set up motor juga menjadi penentu. Sejak seri Assen tak bisa dipungkiri pula kenyataan bahwa Honda tak lagi bisa melenggang jauh meninggalkan Yamaha.

Justru disitulah sumber keseruannya. Perebutan juara seri berlangsung ketat sejak start hingga finish yang pastinya menjadi tontonan yang sangat menegangkan tetapi juga menghibur. Sebuah tontonan yang sudah lama dirindukan oleh para MotoGP Mania.

Di luar itu, masih ada sebuah kerinduan yang hingga semester pertama tahun ajaran musim 2011 berlalu belum juga terobati. Kerinduan para penggemar Valentino Rossi (yang merupakan sebagian besar penggemar MotoGP) akan kembalinya sang legenda bersaing di barisan depan untuk meraih kemenangan. Masih ada 9 seri ke depan (termasuk MotoGP Motegi), semoga saja kerinduan itu akan segera terobati.

No comments:

Post a Comment