Kurang beruntung apa coba Dani Pedrosa? Dia merasakan keberuntungan yang sama dengan yang dirasakan Lorenzo, ditambah keberuntungan lain akibat jatuhnya Ben Spies beberapa saat setelah berhasil melewatinya. Demikian halnya dengan Nicky Hayden. Rider Amerika ini menikmati keberuntungan yang dirasakan oleh Lorenzo dan Pedrosa plus nasib mujur karena Colin Edwards gagal menyelesaikan lomba. Keberuntungan juga tidak luput menghinggapi 9 rider lain di belakangnya, termasuk Valentino Rossi. Jika tidak beruntung, motor Rossi tentu akan mati seperti yang dialami Casey Stoner.
Keberuntungan bahkan juga hinggap di pundak Andrea Dovizioso yang finish paling buncit. Dovi diuntungkan oleh minimnya jumlah kontestan di kelas MotoGP. Andaikan kelas ini dihuni oleh 30 rider seperti halnya kelas Moto2, sudah pasti rider Italia itu tak akan balik lagi ke lintasan setelah sempat masuk pit untuk memperbaiki motornya.
Balapan dalam kondisi yang tak sepenuhnya basah seperti di Jerez memang seringkali menghasilkan kejutan. Para rider MotoGP pun sepakat lebih baik race berlangsung full hujan, selain lebih mudah dalam menentukan pilihan ban, feeling mereka pun tak mesti berubah-ubah karena perbedaan kelembaban aspal lintasan.
Selain itu, balapan dalam kondisi basah (wet race) juga tak sepenuhnya bisa dijadikan acuan kemampuan motor sesungguhnya. Suksesnya Jorge Lorenzo menjadi juara seri ditambah berhasilnya tiga rider Yamaha lain menyodok ke depan (walaupun akhirnya Spies dan Edwadrs nggak finish), bukan jaminan kalau YZR-M1 sudah bisa mengimbangi RC212V.
Demikian pula keberhasilan Nicky Hayden naik podium serta menakjubkannya penampilan Rossi (sebelum terjatuh) juga belum bisa dibilang bahwa GP11 sudah membaik.
Masih ada waktu sebulan sebelum seri ke-3 berlangsung di sirkuit Estoril, Portugal. So, masih banyak upaya yang bisa dilakukan oleh pabrikan peserta MotoGP untuk meningkatkan performa pacuan mereka. Kita tunggu saja kejutan berikutnya di Portugal.
Sumber Foto: Motor VS Motor
No comments:
Post a Comment