Friday, April 15, 2011

MotoGP 1000cc: Solusi Krisis Kontestan?

Tahun 2007 MotoGP memberlakukan regulasi pergantian mesin dari maksimum 1000cc menjadi 800cc. Alasannya saat itu adalah demi keselamatan pembalap. Power motor-motor 990cc dinilai sudah terlalu “liar”. Namun, sejak awal, regulasi ini justru mendapat kritikan tajam dari para rider MotoGP, termasuk diantaranya Valentino Rossi.


Rossi Sliding MotoGP 1000cc: Solusi Krisis Kontestan?





















Kembali ke 1000cc, saatnya kembali sliding...

Rossi memprediksi motor dengan kapasitas mesin 800cc justru bisa lebih kencang dari motor dengan mesin 990cc. Pada kenyataannya, power motor 800cc memang lebih kecil, tetapi di tikungan bisa dibuat jauh lebih cepat dari motor generasi sebelumnya. Walau untuk mewujudkan hal tersebut diperlukan berbagai kontrol elektronik yang harganya selangit.

“Saya pikir, pabrikan (MSMA) melakukan kesalahan besar ketika mereka pindah ke mesin 800cc. Bagaimanapun juga mesin 990cc lebih bagus dari semua aspek”, komentar Rossi saat itu.

Dalam perjalanannya, pabrikan peserta MotoGP pun akhirnya mengeluhkan tingginya biaya pengembangan. Bukan cuma karena harus memakai beberapa piranti elektronik yang harganya tak murah tetapi juga karena mesin 800cc benar-benar sesuatu yang baru. Hasil pengembangan pun tak sepenuhnya bisa diaplikasikan ke dalam motor produksi massal yang memang tak ada bermesin 800cc.

Tingginya biaya pengembangan lantas membuat team satelit tak pernah bisa mendapatkan tunggangan yang setara dengan yang dipakai para rider di team pabrikan. Tidak mengherankan jika sejak musim 2007 hingga 2010 lalu tak satupun rider dari team satelit mampu naik podium puncak.

Keadaan kemudian semakin parah setelah krisis ekonomi global melanda dunia. Kawasaki menjadi pabrikan pertama yang angkat kaki dari arena MotoGP. Musim ini, Suzuki menyusul dengan hanya menurunkan satu rider saja.

Keadaan inilah yang mendorong Grand Prix Commision yang terdiri dari FIM (federasi balap motor dunia), Dorna Sport (promotor) dan MSMA (asosiasi pabrikan motor) memutuskan regulasi MotoGP dengan mesin maksimal 1000cc berlaku mulai musim 2012 mendatang.

Dengan regulasi baru tersebut diharapkan MotoGP tidak lagi mengalami krisis kontestan. CEO Dorna, Carmelo Ezpeleta bahkan berani sesumbar MotoGP 2012 paling tidak akan diikuti oleh 22 pembalap.

Keyakinan Ezpeleta itu didasarkan pada berbagai kelonggaran dalam regulasi baru tersebut. Team peserta bisa memilih 3 opsi. Memakai motor dengan mesin prototype 1000cc, prototype 800cc dan mesin produksi massal 1000cc yang telah dimodifikasi.

Diperbolehkannya mesin 800cc tetap dipakai tentu dimaksudkan agar pabrikan yang belum mampu melakukan pembangunan mesin baru atau team satelit yang belum mendapat jatah mesin baru tetap bisa berpartisipasi. Sedangkan diijinkannya penggunaan mesin produksi massal (yang telah dimodifikasi) pastinya dimaksudkan untuk menarik minat team privateer.

Berhubung ada tiga jenis mesin berbeda maka masing-masing juga dikenakan “perlakuan” yang berbeda. Untuk motor bermesin hingga 800cc bobot minimum ditetapkan 150kg. Sementara untuk motor bermesin diatas 800cc bobot minimum adalah 153kg.

Untuk kapasitas tangki bahan bakar, mesin prototype 800cc dan 1000cc sama-sama dibatasi 21 liter. Jumlah pemakaian mesin juga sama yaitu 6 mesin untuk satu musim (untuk satu rider).

Untuk team non pabrikan (privateer) diberlakukan pengecualian yang disebut Claiming Rule Term (CRT). Team-team ini diperbolehkan menggunakan mesin lebih banyak yakni maksimal 12 mesin dan menggunakan bahan bakar lebih banyak pula yaitu maksimum 24 liter. Dengan kelonggaran aturan tersebut diharapkan team independen bisa lebih kompetitif dan mampu menekan biaya pengembangan mesin.

Nah, lewat berbagai “toleransi” aturan diatas MotoGP Mania tinggal menunggu janji Ezpeleta menghadirkan setidaknya 22 rider di starting grid MotoGP 2012.

No comments:

Post a Comment